Menteri Yuddy berbincang-bincang dengan seorang nenek yang tengah menunggu pemeriksaan di Puskesmas Kadungora, Kabupaten Garut, Jabar, Kamis (16/06)
|
INFO PNS -
Perhatian pemerintah terhadap keterbatasan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan
sangat serius. Pasalnya, masih banyak daerah-daerah yang mengeluhkan kurangnya
ketersediaan kedua profesi tersebut.
Seperti di Kabupaten Garut. Dari 69
puskesmas yang ada hanya 72 dokter yang bertugas. Artinya, masing-masing
puskesmas hanya memiliki satu orang dokter.
"Untuk tenaga dokternya di sini
ada 20 dan 40 spesialis. Sedangkan bidan masing-masing puskesmas memiliki satu
bidan," kata Bupati Garu Rudy Gunawan.
Sementara untuk tenaga pendidik,
tahun ini ada sekitar 800 dokter yang akan pensiun. "Untuk tenaga guru
kami sudah mengajukan ke Pak Menpan jumlah yang kami butuhkan," kata Rudy.
Tidak hanya di Garut, Kabupaten
Tasik, Provinsi Banten dan sejumlah daerah yang pernah dikunjungi oleh Menteri
PANRB Yuddy Chrisnandi pun kerap mengeluhkan kekurangan tenaga pendidik dan
tenaga kesehatan.
Menurut Menteri PANRB Yuddy
Chrisnandi, kurangnya tenaga guru dan tenaga kesehatan disebabkan karena
beberapa faktor, salah satunya mengenai distribusi tenaga yang tidak merata.
Dikatakan, untuk tenaga kesehatan di setiap Puskesmas idealnya yaitu satu
banding dua yaitu satu puskesmas ada dua dokter. "Idealnya dokter di
puskesmas memang dua orang," katanya.
Dia pun meminta agar pejabat
setempat sebaiknya mendata ulang tenaga pendidik dan tenaga kesehatan di
daerahnya masing-masing. Setelah itu, pastikan bahwa distribusinya dilakukan
dengan baik. "Cek dan ricek daerah-daerah yang paling terpencil untuk
memastikan bahwa distribusinya dilakukan secara tepat, jangan banyak di kota
tapi ngga ada di daerah terpencil," kata Yuddy.
Dia meminta Pemda untuk mengajukan
tenaga pendidik dan tenaga kesehatan ke pemerintah pusat. Menurutnya, utamakan
tenaga-tenaga yang sudah lama mengabdi atau bekerja di bidang tersebut.
"Yakinkan pada mereka bahwa
pemerintah pasti akan meluluskan mereka tetapi tetap harus mengikuti alur yang
sudah ditetapkan dalam Undang-Undang. Testing yang ada hanya untuk memastikan
peringkat mereka, sebagai pertimbangan anggaran, tetapi tetap akan
diluluskan," kata Yuddy. (ns/HUMAS MENPANRB)
0 Comments